1.
Regulasi dan Prosedur Pendirian Perusahaan
1.1.
Bentuk-Bentuk Badan Usaha
A. Perusahaan
Perseorangan
Perusahaan
perseorangan merupakan jenis kegiatan usaha, modal dan manajemennya ditangani
oleh satu orang. Orang yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau
direktur sendiri sehingga tanggung jawabnya tidak terbatas.
Ciri-ciri
:
·
Dimiliki oleh perorangan.
·
Pengelolaan terbatas atau sederhana.
·
Modal tidak terlalu besar.
·
Kelangsungan hidup usaha bergantung pada
pemilik perusahaan.
Kelebihan
:
·
Dapat mudah dimulai.
·
Biaya tergolong rendah.
·
Bebas dalam mengelola perusahaan.
Kekurangan
:
·
Karena perorangan dan biaya terbilang
sedikit, jadi kemampuan perusahaan terbatas.
·
Tenaga kerja dan manajemen terbatas.
·
Kebutuhan modal yang dapat dipenuhi oleh
pemilik juga kecil.
B. Koperasi
Koperasi
adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas
kekeluargaan.
Menurut
ILO (International Labour Organization), koperasi memiliki 6 elemen atau ciri-ciri
yang harus dimiliki, yaitu :
·
Koperasi adalah perkumpulan orang – orang.
·
Penggabungan orang – orang berdasarkan
kesukarelaan.
·
Terdapat tujuan ekonomi yang ingin
dicapai.
·
Terdapat kontribusi yang adil terhadap
modal yang dibutuhkan.
·
Anggota koperasi menerima manfaat dan
resikonya secara seimbang.
Kelebihan
:
·
Sisa hasil Usaha yang dihasilkan oleh
koperasi akan dibagi kepada anggota.
·
Anggota koperasi berperan jadi konsumen
dan produsen sekaligus.
·
Seseorang yang akan menjadi anggota
koperasi atau yang ingin atau yang sudah menjadi anggota, bukan karena
terpaksa, melainkan keinginanya sendiri untuk memperbaiki hidupnya.
·
Mengutamakan kepentingan Anggota.
Kekurangan
:
·
Modal terbatas.
·
Daya saing lemah.
·
Tidak semua anggota memiliki kesadaran
berkoperasi.
·
Sumber daya manusia terkadang kurang.
C. BUMN
(Badan Usaha Milik Negara)
BUMN
merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh
Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan
pegawai negeri. Saat ini sudah ada 3 bentuk badan usaha BUMN, yaitu :
1. Perjan
Perjan
merupakan salah satu bentuk badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh
Pemerintah. Kemudian perjan fokus melayani masyarakat. Namun, karena
selalu fokus pada masyarakat dan tanpa adanya pemasukan untuk menanggulangi hal
tersebut, maka sudah tidak terapkan lagi. Contoh Perjan : PJKA
(Perusahaan Jawatan Kereta Api), sekarang menjadi PT. KAI.
2. Perum
Perum
ibarat perubahan dari Perjan. Sama seperti perjan, namun perum berorientasi
pada profit atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh negara dan karyawan
berstatus sebagai pegawai negeri. Walaupun sudah berusaha mencari keuntungan
namun tetap saja merugi, sehingga Negara menjualnya ke publik dan pada akhirnya
berganti nama menjadi Perseo.
3. Persero
Persero
merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh Negara.
Tidak seperti Perjan dan Perum, selain mencari keuntungan, persero juga
mendedikasikan untuk pelayanan masyarakat.
Ciri-ciri
persero :
·
Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
·
Modal sebagian atau seluruhnya berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan yang berupa saham-saham
·
Dipimpin oleh direksi
·
Pegawainya berstatus sebagai pegawai
swasta
·
Badan usahanya ditulis PT (nama
perusahaan) (Persero)
·
Tidak memperoleh fasilitas negara
Contoh
Persero : PT. Kereta Api Indonesia, PT. Perusahaan Listrik Negara, PT. Pos
Indonesia, dll.
D. BUMS
(Badan Usaha Milik Swasta)
Badan
Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah jenis badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33,
bidang- bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber
daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai
hajat hidup orang banyak. Berdasarkan badan hukumnya, BUMS dibedakan menjadi :
1. Firma
(Fa)
Firma
merupakan badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap
anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firman berasal dari
anggota pendiri. Untuk laba atau keuntungan dibagikan kepada anggota dengan
perbandingan sesuai akta sewaktu pendiriannya.
Ciri-ciri
Firma :
·
Para sekutu aktif dalam mengelola
perusahaan
·
Tanggung jawab tak terbatas atas segala
resiko yang terjadi
·
Akan berakhir jika salah satu anggota
mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Kelebihan
:
·
Mudah, tak perlu banyak persyaratan namun
perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan firma.
·
Tidak terlalu memerlukan akta formal
karena menggunakan akta dibawah tanda tangan
·
Modal lebih cepat cair
·
Lebih mudah berkembang
Kekurangan
:
·
Punya tanggung jawab yang tak terbatas
apabila ada resiko
·
Bisa mengancam kelangsungan hidup
perusahaan bila salah satu pendiri meninggal dunia atau mengundurkan diri
·
Sulit dalam peralihan pimpinan dan sering
terjadi konflik internal
·
Kesulitan menghimpun dana besar serta
mengikuti tender dalam jumlah tertentu
2. CV
(commanditaire vennootschap) atau Persekutuan Komanditer
Perusahaan
Komanditier atau yang biasa disingkat menjadi CV meruapakan perusahaan
persekutuan yang didirikan berdasarkan saling percaya. CV merupakan salah satu
bentuk usaha yang dipilih para pengusaha yang ingin punya kegiatan usaha namun
modal minim. Dalam CV, terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung
jawab atas sekutu lainnya, kemudian ada salah satu yang menjadi pemberi modal.
Tanggung
jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang diberikan sehingga
ada 2 jenis sekutu :
·
Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/
menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang- utang
perusahaan.
·
Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah
anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut
campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas
risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam.
Ciri
– ciri CV :
·
Didirikan minimal 2 orang, dimana satu
orang bertindak sebagai Persero aktif, dan satunya lagi sebagai persero pasif. Seorang
persero aktif akan bertindak mengurus perseroan sehingga ia akan bertanggung
jawab penuh atas segala resiko. Persero pasif hanya bertindak sebagai sleeping
partner, di mana dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ia setorkan ke
dalam perseroan.
Kelebihan
:
·
Bentuk CV sudah dikenal masyarakat,
sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan.
·
CV mudah memperloleh modal karena pihak
perbankan mempercayainya.
·
Lebih mudah berkembang karena dipegan
orang yang ahli dan dipercaya.
·
CV lebih fleksibel
·
Pembagian keuntungan diberikan pada
sekutur Komanditer dan tak kena pajak penghasilan
Kekurangan
:
·
Untuk mendirikan CV lebih ribet, karena
melalui akta notaris dan didaftarkan ke Departmen Kehakiman.
·
Status hukum badan usaha CV jarang dipilih
oleh pemilik modal atau beberapa proyek besar
3. PT
(Perseroan Terbatas)
Perseroan
Terbatas merupakan badan hukum perusahaan yang banyak diminati pengusaha
dikarenakan kelebihan badan hukum yang dimiliki dibandingkan dengan yang lain.
Ciri
– ciri PT :
·
Kewajiban terhadap pihak luar hanya
terbatas pada modal yang disetorkan.
·
Mudah dalam peralihan kemepimpinan.
·
Usia PT tidak terbatas.
·
Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah
yang besar.
·
Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas
bisnis.
·
Mudah mencari karyawan
·
Dapat dipimpin oleh orang yang tidak
memiliki saham.
·
Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan
dan Pajak Deviden
Kelebihan
PT :
·
Mudah dalam peralihan kepemimpinan.
·
Mudah memperoleh tambahan modal.
·
Kelangsungan perusahaan sebagai badan
hukum lebih terjamin.
·
Lebih efisien dalam manajemen pengolahan
sumber-sumber modal.
Kekurangan
PT :
·
Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan
dan Pajak Deviden.
·
Pendiriannya memerlukan akta notaris dan izin
khusus usaha tertentu.
·
Biaya pembentukan PT relatif tinggi.
·
Terlalu terbuka dalam pelaporan kepada
pemegang saham.
4. Yayasan
Yayasan
merupakan salah satu bentuk – bentuk badan usaha, namun yayasan tidak mencari
untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.
Ciri
– ciri Yayasan :
·
Yayasan dibentuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
·
Yayasan dibentuk dengan memisahkan
kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi, sosial dan kemanusiaan.
·
Didirikan dengan akta notaris.
·
Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki
siapapun, namun memiliki pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan
Yayasan.
·
Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan
dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan hukum, likuidasi dan pailit.
Kelebihan
Yayasan :
·
Non profit dan rela membantu masyarakat
Kekurangan
Yayasan :
·
Terbatasnya dana
1.2.
Prosedur dan Legalitas Perusahaan
1. Membuat
Akta Pendirian PT, SK Pengesahan Badan Hukum, dan NPWP Perusahaan
Hal
pertama yang perlu dilakukan sebelum mendirikan perusahaan berbasis PT
(Perseroan Terbatas) yaitu membuat akta pendirian perusahaan, SK pengesahan
badan hukum, dan mengurus NPWP perusahaan. Memang terlihat sedikit sulit, namun
anda dapat mengurus tiga hal itu sekaligus. Dikarenakan anda dapat mengurus
akta pendirian PT beserta SK pengesahan Badan Hukum di Direktorat Jendral Administrasi
Hukum Umum di Kementrian Hukum dan HAM. Bahkan pada tahun 2018 ini,
pemerintahan juga turut memudahkan proses pendirian perusahaan. Sebab, anda pun
dapat membuat NPWP sekaligus setelah akta pendirian PT dan SK pengesahan
perusahaan telah dirilis. Sebelumnya pembuatan NPWP perusahaan harus
diselesaikan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang ada di daerah domisili usaha
perusahaan tersebut. Dalam artian, tempo lalu pembuatanya terpisah dengan
pembuatan akta pendirian perusahaan dan SK pengesahan. Sayangnya hingga
sekarang belum diketahui apakah ini sudah menjadi prosedur baku, mengingat
tidak semua NPWP perusahaan dapat diterbitkan bersamaan dengan diterbitkannya
SK pengesahan badan hukum PT.
2. Menentukan
Domisili Usaha
Setelah
memroses akta pendirian PT, pengesahan, dan lain sebagainya maka selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menentukan domisili usaha menggunakan Virtual
Office yang biasanya akan dijadikan dasar untuk mengeluarkan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Anda dapat mempercayakan
urusan ini kepada penyedia jasa pengelola Virtual Office dan Service Office
lokal maupun asing. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan usaha bisa
menggunakan Virtual Office untuk menentukan domisili usaha.
3. Menentukan
Bidang Usaha
Langkah
selanjutnya adalah menentukan bidang usaha dari perusahaan yang akan anda
dirikan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI), dalam Perka BPS No.19/2017 disebutkan bahwa pengelompokan
kegiatan ekonomi sangatlah penting untuk menyeragamkan konsep, definisi, dan
klasifikasi lapangan usaha. Adapun Perka BPS itulah yang kemudian dijadikan
acuan untuk masing-masing daerah dalam menentukan KBLI. Misalkan untuk wilayah
Jakarta sendiri, acuan KBLI yang digunakan untuk dicantumkan dalam SIUP adalah:
Keputusan Kepala BPTSP No. 50 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Keputusan
Kepala BPTSP tentang Penetapan Penggunaan Kode KBLI Pada Perizinan Perdagangan.
4. Mendaftarkan
Perusahaan ke BPJS Ketenagakerjaan
Mendaftarkan
karyawan ke BPJS Ketenagakerjaan memang merupakan salah satu persyaratan
mendirikan perusahaan. Bahkan persyaratan tersebut sudah diatur dalam PP
84/2013 tentang Perubahan Kesembilan atas Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993
mengenai Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Di dalam peraturan
itu disebutkan bahwa pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja minimal 10
orang, atau membayar upah paling sedikit 1 juta per bulan, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
5. Prosedur
Pengajuan NPWP Perusahaan
Seperti
yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa proses pengajuan dan penerbitan NPWP
perusahaan berbentuk PT kemungkinan tidak lagi harus dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayahnya berada pada domisili perusahaan didirikan.
Sebab, NPWP Perusahaan sepertinya akan diterbitkan bersamaan dengan terbitnya
SK Pengesahan Badan Hukum di Kementrian Hukum dan HAM. Sayangnya, prosedur ini
belum jelas apakah sudah dijalankan seragam di seluruh Indonesia atau belum.
6. Mengajukan
SIUP dan TDP
Mengajukan
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) adalah
langkah terakhir yang harus dilakukan sebelum perusahan mulai beroperasi. Anda
dapat mengajukan SIUP dan TDP ke Kantor Dinas Perdagangan di tingkat kabupaten
atau kotamadya, atau juga di Kantor Pelayanan Perizinan Setempat. Namun untuk
wilayah Jakarta sendiri, pengajuan SIUP bisa dengan sangat mudah bahkan hanya
melalui platform JakEvo yang berasis aplikasi online. Melalui JakEvo
persyaratan untuk mendapatkan SIUP dan TDP pun semakin mudah sepanjang kita
memenuhi dan melengkapi persyaratan. Dengan JakEvo, kita hanya memerlukan 4
macam surat pernyataan, sedangkan sebelum ada JakEvo untuk mendapatkan SIUP
dibutuhkan setidaknya 14 surat pernyataan ditambah lagi harus melakukan
pengisian form secara manual. Namun yang sangat disayangkan, platform JakEvo
hanya dapat digunakan untuk wilayah Jakarta saja. Dengan menyelesaikan
prosedur-prosedur tersebut, maka rasanya anda dapat mendirikan perusahaan yang
terintegrasi dengan hukum dan pastinya legal.
2.
SDM dan Organisasi
2.1.
Struktur Organisasi
Organisasi
formal di masyarakat biasanya terdiri dari Ketua/ pimpinan, bendahara,
sekretaris, dan anggota. Bila organisasi tersebut lebih besar, maka akan ada
wakit pada setiap presidium, misalnya wakil ketua, wakil bendahara, dan
seterusnya.
Selanjutnya,
struktur organisasi pada tiap-tiap perusahaan pasti berbeda satu dengan yang
lainnya. Namun, secara umum struktur organisasi di perusahaan terdiri dari
beberapa tugas sesuai dengan fungsi-fungsi manajerial; seperti direktur
komisaris, direktur, manajer, supervisor, konsultan, anggota, dan lainnya.
2.2.
Sistem Penggajian
Sistem
pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkin perusahaan
untuk menarik, menahan dan memotivasi staf yang diperlukan, serta untuk
mengendalikan biaya pembayaran gaji. Karena tidak ada satu pola yang dapat
digunakan secara universal maka prosedur ini harus disesuaikan dengan kebijakan
gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang dianggap
adil.
Sistem
penggajian dan pengupahan adalah jaringan prosedur yang terdiri dari
sebagai berikut :
A. Prosedur
pencatatan waktu hadir
Prosedur
ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini
diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan mengunakan daftar hadir pada
pintu masuk kantor adninistrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir karyawan
ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
B. Prosedur
pencatat waktu kerja
Dalam
perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu
kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan
distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati
jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir ke
perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut
dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan
demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja
langsung kepada produk yang diproduksi.
C. Prosedur
pembuatan daftar gaji
Dalam
prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah
karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah
surat-surat keputusan mengenai pengankatan karyawan baru, kenaikan
pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan
sebelumnya dan daftar hadir.
D. Prosedur
distribusi biaya gaji
Dalam
prosedur ditribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan
kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.
Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan
perhitungan harga pokok produk.
E. Prosedur
pembayaran gaji
Prosedur
pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.
Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk
menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan
cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah
karyawan perusahaan banyak. Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan dengan
membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.
Untuk
mendistribusikan gaji dan upah, pertama dilakukan penyusunan daftar gaji.
Daftar gaji dan daftar upah yang berfungsi sebagai jurnal gaji dan upah disusun
dengan tiga metode yang terdiri dari :
A. Metode
tangan (pen and ink)
Langkah-langkah
untuk menyusun daftar gaji dan upah dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu :
·
Langkah persiapan. Bagian gaji dan
upah menerima catatan waktu hadir dan waktu kerja. Kemudian catatan waktu hadir
digunakan sebagai dasar untuk menyusun daftar gaji dan upah.
·
Langkah penyusunan. Bagian gaji dan
upah mencatat nama karyawan dan jam kerja (biasa dan lembur) dalam daftar gaji.
Sumber datanya adalah catatan waktu hadir. Kemudian mencatat tarif gaji atau
upah dari daftar tarif dan mengalikannya dengan lama kerja.
B. Posting
langsung (direct posting) dengan mesin atau payroll board
Proses
perhitungan daftar gaji dan upah dengan mengunakan mesin penghitung khusus.
Penyusunan daftar gaji dengan cara tangan (pen and ink) berakibat adanya
penulisan hal yang sama berulang-ulang. Misalnya nama karyawan, nomor kartu
hadir. Untuk menghindari cara yang berulang-ulang ini maka dapat digunakan
dengan metode mesin atau payroll board.
C. Metode
tanpa buku pembantu (ledgerless)
Dengan
cara ini data gaji dan upah langsung dapat dicatat kedalam cek gaji dan laporan
gaji karyawan. Sedangkan formulir-formulir lain diletakkan di bawah cek gaji,
diberi karbon, sehingga data dalam cek gaji akan tembus ke formulir lainnya.
Agar tembusan yang dibuat itu sesuai dengan yang diinginkan maka bentuk
formulir-formulirnya dibuat sedemikian rupa sehingga sekali menulis dapat
diperoleh beberapa formulir.
3.
Aspek Pemasaran
Pengertian aspek pemasaran adalah
faktor penting yang dijadikan sebagai kunci dari keberhasilan perusahaan
khususnya dalam memetakan pasar. Aspek pemasaran dalam pengelolaan usaha sama
halnya dengan aspek pemasaran dalam studi kelayakan bisnis yang dirancang dan
diperhatikan sebelum kita memulai usaha.
Analisis
aspek pemasaran dilakukan untuk melihat dan menganalisis kebutuhan pasar agar
strategi pemasaran yang akan dirancang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Sama
halnya dengan aspek pemasaran dalam kewirausahaan,
aspek-aspek pemasaran dalam hal ini digunakan untuk mengembangkan usaha yang
ada ditinjau dari segi pemasaran. Sebagai orang yang mengetahui Tugas Manajer
Pemasaran pastilah harus mengetahui segala hal mengenai aspek
pemasaran untuk memperlancar kinerjanya.
Adapun
contoh aspek pasar dan pemasaran yang akan dibahas pada artikel ini adalah :
·
Spesifikasi Produk
·
Segmentasi Pasar
·
Analisa dan Peramalan Permintaan
·
Analisa Pesaing
·
Penentuan Harga Jual
·
Promosi
·
Negosiasi
·
Distribusi
3.1.
Spesifikasi Produk dan Product Differentiation
Contoh
aspek pemasaran yang pertama adalah spesifikasi produk. Produk adalah setiap
hal berupa barang maupun jasa yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
kepuasan dan kebutuhan konsumen. Keputusan-keputusan tentang produk dalam aspek
pemasaran mencakup bentuk penawaran secara fisik, merknya, kemasaran, garansi,
dan servis purna jual.
Pengembangan
produk dapat dilakukan setelah mengetahui keperluan dan keingingan pasarnya.
Jika masalah ini telah selesai maka keputusan mengenai harga, distribusi dan
promosi dapat diambil. Selain itu produk juga tidak selalu diidentikan dengan
barang. Produk yang tidak berwujud disebut dengan jasa.
Jasa
ialah segala tindakan maupun unjuk kerja yang ditawarkan ke pihak lain yang
intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya
bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. Penentuan
spesifikasi produk dapat dilihat dari kondisi pasar yang ada dengan melakukan
analisis aspek pemasaran yang lainnya.
Pengertian
pasar adalah kelompok pembeli potensial dari produk dan merk yang ada. Jadi ada
suatu kaitan erat antara pasar dengan produk yang ditawarkan penjual.
Oleh
karena itu segmentasi pasar akan produk sangat diperlukan agar produk yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan pasarnya. Apabila produk yang ditawarkan
berbeda, pasar yang dituju juga berbeda. Dalam hal ini akan dibahas mengenai
aspek pemasaran dalam masalah pembedaan produk (product differentiation).
Product
Differentiation ini merupakan dasar bagi penjual dalam menentukan
motif-motif pembelian selektif. Chamberlin telah mendefinisikan konsep tersebut
dengan mengatakan bahwa “Kelompok barang itu berbeda jika terdapat
faktor-faktor penting yang dapat membedakan barang dari seorang penjual
lainnya. Faktor-faktor tersebut sangat penting karena dapat menimbulkan selera
yang berbeda-beda pada para pembeli”. Jadi barang-barang itu berbeda apabila
konsumen percaya bahwa barang-barang tersebut berbeda.
Ada
barang-barang lain yang secara fisik tidak mudah dibedakan seperti garam dan
semen. Namun produk tersebut dapat pula dibuat berbeda dengan memberikan bungku
atau merk yang berbeda. Biasanya produk semacam ini hanya dapat menghasilkan
laba yang memuaskan bilamana permintaanya melebihi penawaran.
Jadi
strategi pemasarannya adalah mendorong permintaan pada batas-batas penawaran
tertentu. Karena pasar untuk barang seperti ini bersifat homogen maka
permintaan menjadi sulit ditingkatkan.
Oleh
karena itu perusahaan perlu menggunakan strategi lain. Dalam hal ini strategi
yang lebih baik dalam aspek pemasaran pada kasus spesifikasi produk
dan product differentiation misalnya membuat merk baru atau membuat
kemasan baru.
3.2.
Segmentasi Pasar
Apabila
analisis aspek pemasaran pada spesifikasi produk dan Product Differentiation didasarkan
pada pemisahan atau pengkhususan di antara produk-produk, maka segmentasi pasar
didasarkan pada pemisahan atau pengkhususan diantara para calon konsumen
sebagai pasar.
Pada
kenyataannya, pasar itu bersifat heterogen oleh karena itu sulit kiranya bagi
perusahaan untuk memasarakan produknya (kecuali produk tertentu seperti garam)
tanpa mengadakan segmentasi pasar. Pada kasus seperti ini perusahaan harus
dapat menentukan beberapa segmen pasar dan kemudian baru mengalokasikan
sumber-sumber ke segmen tersebut.
Adapun
definisi segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang
bersifat homogen. Jadi perusahaan membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar
tertentu dimana tiap-tiap segmen tersebut memiliki sifat homogen. Hal ini
disebabkan karena dalam kenyataanya masih terdapat produk yang memiliki sifat
heterogen pada seluruh pasar atau produk tersebut hanya diperlukan oleh
kelompok pasar tertentu saja.
Sedangkan
homogenitas pada tiap segmen dikarenakan terdapat differensiasi pada cara dalam
membeli, cara dalam menggunakan produk, keperluan pemakai, alasan dilakukan
pembelian, tujuan pembelian itu sendiri dan sebagainya. Jadi segmentasi ini
merupakan proses yang menyeluruh di mana perusahaan harus memperhatikan
pembelian dari masing-masing segmen. Paling tidak usahanya akan lebih ekonomis
dapabila unit-unit pembelian itu dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok saja.
Ini semua tidak terlepas dari usaha mencapai laba maksimum.
3.3.
Analisis Pasar dan Peramalan Permintaan
Analisis
aspek pemasaran meliputi analisis pasar. Analisis pasar merupakan langkah
pertama dalam merencanakan strategi yang sesusai dengan kondisi pasar untuk
menangkap peluang dan mengembangkan usaha.
Pada
umumnya analisis ini akan menghasilkan pembaharuan dalam bentuk pemasaran,
keuntungan yang diperoleh jika membeli suatu produk seperti diskon dalam
situasi dan keadaan tertentu atau berupa hadiah langsung. Analisis pasar dan
pemasaran pada tingkat lanjut adalah dengan melakukan analisa dan peramalan
permintaan.
Adapun
hal yang perlu diperhatikan adalah :
A. Permintaan
Pasar
Pada
evaluasi kesempatan pemasaran, kebanyakan perusahaan memilai dengan melihat
permintaan pasar. Kemudian apa yang dimaksud dengan permintaan pasar.
Kotler
mengemukakan definisi permintaan pasar bagi suatu produk adalah “volume total
yang akan dibeli oleh kelompok pembeli tertentu dalam lingkungan pemasran
tertentu dan program pemasaran tertentu pula”.
Melihat
definisi tersebut kita dapat melihat bahwa permintaan pasar itu bukanlah
merupakan sebuah konsep yang sederhana karena di dalamnya terdapat 8 unsur
penting seperti :
·
Produk
·
Volume Total
·
Dibeli
·
Kelompok Pembeli
·
Daerah geografis
·
Periode Waktu
·
Lingkungan Pemasaran
·
Program Pemasaran
B. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Permintaan Pasar
Menurut
para ahli ekonomi, terdapat beberapa faktor utama sebagai penentu dari
permintaan pasar. Faktor-faktor tersebut adalah :
·
Harga produk
·
Harga produk lain
·
Penghasilan pembeli
·
Selera pembeli
Pada
faktor-faktor tersebut perlu ditambahkan adanya faktor penentu non-harga
seperti :
·
Usaha periklanan (Contoh Iklan Menarik)
·
Usaha penjualan dengan salesman
C. Analisa
Volume Penjualan dan Biaya Pemasaran
Analisa
volume penjualan pada aspek pemasaran analisa pasar dan peramalan permintaan
merupakan suatu studi mendalam tentang masalah “penjualan bersih” dari laporan
rugi-laba perusahaan. Manajemen perlu menganalisa volume penjualan total dan
juga volume itu sendiri. Analisa tersebut dapat didasarkan pada :
·
Product Line
·
Segmen pasar (teritorial, kelompok
pembeli, dan sebagainya)
Dalam
menganalisa, manajer dapat membandingkan penjualannya dengan sasaran perusahaan
dan juga dengan penjualan industri. Analisa volume penjualan sangat bermanfaat
dalam evaluasi dan pengendalian kegiatan pemasaran perusahaan.
Selain
analisa mengenai volume penjualan, manajer dapat mengadakan analisa biaya
pemasaran untuk menentukan Profitabilitas (kemampuan untuk
mendapatkan laba) daerah penjualannya, product line, maupun unit-unit pemasaran
yang lain.
Analisa
biaya pemasaran merupakan studi mendalam tentang masalah biaya operasi dari
laporan rugi-laba perusahaan. Juga untuk berbagai pos biaya, perusahan dapat
membuat sasaran yang dianggarkan dan kemudian menganalisa variasi-variasi
antara biaya yang dianggarkan (dibudgetkan) dengan biaya sesungguhnya.
D. Mengestimasikan
Penjualan Potensial
Dalam
melayani kebutuhan pasarnya, perusahaan perlu memperkirakan penjualan
potensialnya. Ini dibuat untuk menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam melayani atau mengisi kebutuhan tersebut. Hal ini penting dilakukan dalam
aspek pemasaran dalam pengelolaa usaha untuk meramalkan penjualan selanjutnya.
Penjualan
potensial sendiri merupakan tingkat penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh
penjual. Melihat definisi tersebut, penjualan potensial dapat ditentukan
berdasarkan 2 macam faktor yaitu :
·
Penjualan Potensial Industri
Tingkat
penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjual barang atau jasa.
·
Penjualan Potensial Perusahaan
Tingkat
penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan.
3.4.
Peramalan Penjualan
Peramalan
penjualan yang tepat pada aspek pemasaran dalam kewirausahaan ataupun
pengelolaan usaha sangat diperlukan dalam setiap tahap perencanaan bisnis. Manajer
pemasaran harus mempunyai ramalan penjualan yang dimaksudkan untuk :
·
Menentukan kuota
·
Dipakai sebagai pedoman di dalam
pengembangan produk
·
Merencanakan promosi
·
Mengalokasikan tenaga kerja
Peramalan
penjualan sebagai contoh aspek pemasaran ini akan digunakan oleh beberapa
bagian dalam perusahaan dan sangat membantu terhadap proses persiapan. Biasanya
ramalan penjualan dibuat untuk jangka waktu tertentu apakah satu tahun atau
lima tahun mendatang. Dapat pula ramalan penjualan dibuat satu bulan atau
mungkin lebih dari lima tahun.
Meskipun
banyak perusahaan yang membuat ramalan penjualan tahunan tetapi dapat pula
dipecah menjadi ramalan bulanan atau kuartalan. Biasanya ketepatan ramalan
semakin berkurang apabila periode waktu ramalannya semakin panjang dari waktu
sekarang.
3.5.
Analisis Pesaing
Analisa
pesaing adalah satu dari aspek pemasaran dalam studi kelayakan bisnis yang
cukup siginifikan. Analisis aspek pemasaran ini menjadi penentu dimana posisi
kita dalam dunia bisnis. Pesaing merupakan perusahaan yang memproduksi atau
memasarkan barang dan jasa yang memiliki kemiripan dengan produk yang kita
hasilkan/tawarkan.
Analisis
pesaing yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap
kesempatan, ancaman atau persoalan strategis yang timbul dari pergantian
suasana bersaing yang potensial. Selain itu melakukan identifikasi terkait
kekuatan dan kelemahan pesaing perlu dilakukan untuk melihat peluang yang ada.
Analisa pesaing dapat diawali dengan melihat pesaing umum dan pesaing
potensial.
Mengetahui
kekuatan dan kelemahan pesaing merupakan kunci dalam penyusunan strategi. Salah
satunya adalah berusaha mengembangkan kekuatan perusahaan untuk menutupi
kelemahan pesaing. Analisis pesaing ini akan berdampak pada meningkatnya produk
maupun strategi pemasaran yang diterapkan. Pada analisa pesaing dilakukan untuk
melihat perbedaan dari pesaing yang meliputi kualitas produk harga, sistem
pemasaran, maupun aspek-aspek pemasaran lainnya.
Analisis
ini bertujuan sebagai refrensi bagi perusahaan untuk terus memperbaiki kinerja
perusahaan agar mampu meningkatkan daya saing di dunia bisnis.
3.6.
Promosi
Promosi
merupakan ujung tombak dari aspek pemasaran dalam pengelolaan usaha. Promosi
merupakan upaya dari penjual untuk menawarkan produknya kepada pembeli atau
konsumen supaya konsumen berminat untuk melakukan pembelian. Promosi merupakan
bagian yang sangat vital dalam aspek pemasaran dimana melalui promosi, penjual
dapat memberikan informasi secara luas mengenai produk, mempengaruhi dan
melakukan langkah persuasif kepada konsumen, dan juga dapat mendekatkan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Promosi
merupakan suatu info maupun tindakan mengajak yang dilakukan satu arah dalam
rangka memberikan pengarahan kepada seseorang maupun sekelompok orang untuk
melakukan sesuatu yang mengarah pada pertukaran pada pemasaran. Definisi
lainnya menyebutkan bahwa promosi merupakan segala hal terkait kegiatan
pemasaran yang memiliki tujuan dalam mendukung permintaan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan promosi adalah sebagai berikut :
·
Tujuan Promosi
Promosi
memiliki tujuan yang ingin dicapai sehingga dalam penyusunan strategi promosi dapat
tepat sasaran dan dilakukan seefisien mungkin. Berikut tujuan dari promosi :
o
Memberitahu konsumen tentang penawaran
produk
o
Mengingatkan kepada konsumen akan manfaat
dari produk yang kita tawarkan
o
Membujuk konsumen untuk melakukan
transaksi pembelian
o
Merubah perilaku konsumen
o
Mempertahankan merk produk perusahaan di
mata konsumen
·
Bauran Promosi
Bauran
promosi atau disebut dengan Promotional Mix dalam aspek pemasaran
adalah kombinasi strategi terbaik dari faktor yang terkait dengan periklanan,
penjualan langsung, dan berbagai alat untuk promosi yang telah direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan.
Kita
dapat melihat bahwa definisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas beberapa
variable bauran
pemasaran selain periklanan dan personal selling. Pada initnya
variabel yang ada di dalam bauran promosi ada 4 yaitu :
o
Periklanan
o
Personal Selling
o
Publisitas
o
Promosi Penjualan
4.
Aspek Keuangan
Keuangan
merupakan fungsi bisnis yang sangat penting, dimana keuangan menjadi faktor
untuk menentukan anggaran, investasi, dan besarnya usahan yang akan dibuat.
Aspek Keuangan adalah faktor yang menentukan biaya yang dikeluarkan serta dihasilkan
untuk membuat sebuah usaha yang optimal.
4.1.
Komponen Biaya
Modal
yang diinvestasikan akan digunakan sebagai biaya modal. Pada umumnya komponen
Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya hutang) dan Cost
of Equity (biaya modal sendiri).
Cost
of Debt (Biaya Hutang)
Hutang
dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan menerbitkan surat pengakuan
hutang (oligasi). Biaya hutang yang berasal dari pinjaman adalah merupakan
bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan
obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of return)
yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat diskonto dalam
mencari nilai obligasi.
Suatu
perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan tujuan untuk
memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas). Biaya Utang dibagi
menjadi dua macam yaitu:
Biaya
Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Menurut
Warsono (2003: 139), besarnya biaya utang sebelum pajak dapat ditentukan dengan
menghitung besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas
obligasi, yang dinotasikan dengan kd.
Biaya
Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Menurut
Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa perusahaan yang menggunakan sebagian
sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar bunga. Bunga
merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan
adanya beban bunga ini akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan
menjadi berkurang.
Biaya
utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya utang sebelum pajak
dengan (1-T), dengan T adalah tingkat pajak marginal.
Biaya
Saham Freferen
Saham
preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang dengan modal sendiri atau
saham biasa. Salah satu ciri saham preferen yang menyerupai utang adalah adanya
penghasilan tetap bagi pemiliknya (Warsono, 2003: 143). Menurut Weston dan
Brigham (1990: 107), biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang
dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.
Cost
of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya
modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham biasa yang diinginkan
oleh para investor. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya
modal laba ditahan, yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM), di mana
biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri yang
diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas risiko dengan
premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham perusahaan). Iramani dan
Febrian (2005).
Adapun
variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan CAPM adalah sebagai berikut
:
Tingkat
Suku Bunga Bebas Risiko (Rf)
Tingkat
suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) selama satu tahun. Rf yang merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau
surat hutang pemerintah.
Return
Pasar (Rm)
Return
pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per
bulan untuk tiap-tiap tahun.
Resiko
Sistematis (β)
Perkiraan
koefisien beta saham (β) digunakan sebagai indeks dan risiko saham beta. Perhitungan
beta dilakukan dengan pendekatan regresi.
Biaya
modal rata-rata tertimbang (WACC)
Menurut
Iramani dan Febrian (2005), dalam praktek pembiayaan atau pendanaan yang digunakan
perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian biaya riil yang ditanggung
oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan.
4.2.
Estimasi Biaya
Perhitungan
biaya yang diperlukan dalam membuat melakukan investasi. Perhitungan biaya
meliputi perhitungan, biaya tempat, produksi, karyawan, perizinan pendirian
usahan dan lain sebagainya. Estimasi biaya harus tepat guna menghindari
terjadinya dampak kerugian bagi investor atau pendiri usaha sehingga usaha yang
dibuat dapat berjalan dengan optimal.
4.3.
Penyusunan Anggaran Investasi
Anggaran
merupakan perhitungan modal yang dipergunakan dalam 1 periode tertentu. Penyusunan
anggaran terdiri dari top down dan bottom up.
Top
Down
proses
penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori
yang jelas. Proses penyusunan anggaran Top Down ini secara garis besar berupa
pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar
menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program.
Bottom
Up
proses
penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses
penyusunan anggaran dari Bottom Up merupakan Komunikasi strategis antara tujuan
dengan anggaran.
4.4.
Cash Flow
Tujuan
utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan
dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian pengeluaran dan
penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat dibedakan menjadi tiga aktivitas,
yaitu :
Aktivitas
Operasi (Operating Activities)
Aktivitas
ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik secara
langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama
dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba
bersih.
Aktivitas
Investasi (Investing Activities)
Aktivitas
ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta (assets) yang terdapat
pada neraca.
Aktivitas
Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas
ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis
suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Para
investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas
dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas
adalah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di
antara semua harta lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas
tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan
terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauh mana
perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya,
dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus
kas-nya.
4.5.
Kriteria Investasi
Keputusan
investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara
ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting,
karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang
besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung
berpengaruh pada nilai perusahaan. Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut :
o
Adanya usulan investasi (proposal
investasi).
o
Memperkirakan arus kas (cash flow) dari
usulan investasi tersebut.
o
Mengevaluasi profitabilitas investasi
dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
o
Memutuskan menerima atau menolak usulan
investasi tersebut.
Untuk menilai
profitabilitas rencana investasi
dikenal dua macam
metode, yaitu metode konvensional dan metode
non-konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan
dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu
payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode
non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net
Present Value (NPV), Profitability Index
(PI),
dan Internal Rate of Return (IRR).
4.6.
Pencatatan Keuangan
Keuangan
yang masuk dan keluar oleh sebuah perusahaan wajib untuk dibukukan, hal ini berkaitan
dengan jumlah omzet yang didapat oleh perusahaan sehingga dapat dilihat neraca
serta statistik laba yang diperoleh perusahaan dari satu periode secara
kontinyu. Pembukuan keuangan perusahaan biasanya dilakukan oleh staff
accounting dengan mengambil berbagai sumber keuangan, seperti produksi,
penjualan, marketing, dan bagian perusahaan lainnya.
SUMBER :
https://www.eduspensa.id/bentuk-bentuk-badan-usaha/.
Diakses pada 13 November 2019.
https://www.indoworx.com/prosedur-mendirikan-perusahaan/.
Diakses pada 13 November 2019.
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html.
Diakses pada 13 November 2019.
https://www.kajianpustaka.com/2012/10/sistem-penggajian-dan-pengupahan.html.
Diakses pada 13 November 2019.
https://jurnalmanajemen.com/aspek-pemasaran/.
Diakses pada 13 November 2019.
https://studylibid.com/doc/67996/aspek-keuangan.
Diakses pada 13 November 2019.